Selamat datang para Nasionalis

Selamat datang para Nasionalis di website
sYndicate for Indonesia Transformation Universitas Indonesia (sYndrom UI)

21 Agustus 2007

SOEKARNO: SEKALI LAGI TENTANG SOSIO-NASIONALISME DAN SOSIO-DEMOKRASI

Ir. SOEKARNO:

SEKALI LAGI TENTANG
SOSIO-NASIONALlSME DAN SOSIO
-DEMOKRASI

Seorang pembatja jang dengan
sungguh-sungguh
membatja tulisan saja tentang
sosio-nasionalisme dan
sosio-demokrasi beserta soal
kapital­isme bangsa sendiri,
dan jang djuga membatja perslah
pidato saja
di Mataram achir-a
chir ini,
adalah minta penjuluhan lebih
landjut tentang soal:

Bagaimana sikap sosio-nasionalisme
tentang soal buruh, dan,
Bagaimana sikap sosio-nasionalis
tentang soal non-kooperasi? Marilah
saja lebih dulu memberi penjuluhan tentang soaI jang per­tama:
soaI baik atau tidaknja orang m
endjadi kaum-buruh.

Sosio-nasionalism
e adalah "nasionalisme masjarakat", nasionalisme
jang mentjari selamatnja seluruh masjarakat dan jang bertindak
menurut wet-wetnja masjarakat itu. Didalam karangan saja jang
membitjarakan sosio-nasionalisme itu, saja sudah katakan, bahwa
sosio-nasionalisme bukanlah nasionalisme ngalamun, bukanlah
nasionalisme hati sahadja, bukanlah nasionalisme "lyriek" sahadja, -
tetapi ialah nasionalisme jang diperhitungkan, nasionalisme
berekening. Itulah sebabnja, maka sosio-­nasionalisme ialah
nasionalisme jang bertindak menurut wet-wetnja masjarakat, dan tidak
bertindak melanggar wet-wetnja masjarakat itu.

Sekarang apakah wet-wetnja masjarakat ten tang soal perburuhan?

Wet-wetnja masjarakat tentang soal perburuhan ialah, bahwa
perburuhan

itu adalah tjotjok dengan sifat-hakekatnja masjarakat jang sekarang
ini,

jaitu tjotjok dengan hakekatnja masjarakat jang kapitalistis.
perburuhan

adalah memang dasarnja dunia jang kapitalistis. Perburuhan kita
dapatkan, dimana-mana

kapitalisme ada,
dan perburuhan timbul dimana kapitalisme timbul. Ia
adalah memang buah

salah satu tendenznja masjarakat, - buah salah satu kehendaknja
masjarakat. Ia adalah dus

memang tertalikan atau inhaerent kepada masjarakat jang sekarang
ini.

Sosio-nasionalisme, oleh karenanja, harus memandang perburuhan ini
sebagai suatu keharusan. Sosio-nasionalisme tidak boleh
mĂ©ngenang­kan dunia sekarang ini zonder perburuhan. Ja, sosio-
nasionalisme harus menerima adanja perburuhan itu sebagai salah satu
alat, sebagai suatu gegeven, didalam perdjoangannja.

Memang, baik sekali sosio-nasionalisme
mengandjurkan "pentja­harian merdeka", dan kitapun memang harus
memadjukan "pentjaharian merdeka" itu. Terutama didalam dunia
kolonial, dimana imperialisme telah merebut harnpir tiap-tiap rasa
pertjaja pada diri sendiri, dimana rakjat telah berabad-abad kena
injeksi rasa ketidak-mampuan, dimana rasa pertjaja pada diri sendiri
adalah habis te
rbasmi sampai kekutu-­kutunja, - terutama didalam
dunia kolonial itu, "pentjaharian merdeka" adalah besar faedahnja.
Tetapi siapa jang berkenang-kenangan suatu masjarakat Indonesia
sekarang ini melulu terdiri dari kaum pentjaharian merdeka sahadja, -
suatu masjarakat Indonesia jang melulu terdiri dari orang-orang-
warung, orang-orang-pertukangan ketjil, orang-orang-per­tanian
ketjil, orang-orang-tahu, orang-orang-soto, orang-orang-tjendol --,
ia sebenarnja didalam ideologinja jang konservatif, berideologi jang
tak ikut dengan tendenznja pergaulan-hidup. la adalah orang jang
mau membelokkan
djurusannja masjarakat,-- seorang reaksioner, seorang sosial-
reaksioner. Kenang-kenangannja, bahwa djikalau semua orang lndonesia
berpentjaharian merdeka dan tidak mendjadi budak kapitalis dan
imperialis, nistjaja kapitalisme dan imperialisme itu akan gugur
sebagai gedung jang hilang alasnja, -- kenang-kenangannja jang
demikian itu adalah teoretis belaka, dan tak berdiri diatas basis
jang njata.

Sebab basis jang njata, keadaan jang njata, feit jang njata ialah,
bahwa perburuhan itu adalah suatu sociaal gegeven, jakni suatu hal
jang memang berada didalam tendenznja masjarakat. Sosial-
nasionalisme h
arus menanamkan hal ini kedalarn keinsjafannja. la
harus mengerti, bahwa kenang-kenangan jang "semua orang lndonesia
berpentjaharian merdeka" , adalah kenang-kenangan "ngelangut", suatu
kenang-kenangan jang mau membalikkan masjarakat kembali kedalam
kabut-halimunnja keadaan kuno jang sediakala. Ia harus mengerti,
bahwa tjara perdjoang­an "mendjatuhkan imperialisme dengan
djalan semua berdagang tahu dan soto" adalah tjara perdjoangan jang
mustahil bisa berdjalan 100%, dan jang dus mustahil bisa berbuah
100%. Ia harus mengerti, bahwa tjara perdjoangan jang demikian itu
adalah tjara perdjoangan jang anti­sosial, jakni karena mau
menghilangkan perburuhan didalam dunia sekarang ini adalah barang
jang tidak bisa terdjadi, dan BERTEN­TANGAN dengan tendenznja
masjarakat.

la harus mengerti, bahwa sebutan "mendjadi buruh adalah hal jang
hina", adalah sebutan jang bodoh. Tidakkah, djikalau benar
perburuhan adalah barang jang hina, seluruh dunia dus penuh
dengan "orang jang hina", - dunia jang_beratusan djuta kaum buruhnja
itu?

Tidak, -- jang hina bukanlah perburuhan,
bukanlah haknya orang mendjadi kaum buruh.
Jang hina ialah semangat-perburuhan,
semangat­-perbu
dakan jang sering kali
hidup didalam
kalbunja kaum buruh.

Semangat-perbudakan inilah jang
harus dilenjapkan oleh
kaum sosio-nasionalis,
semangat-perbudakan inilah
jang harus mereka berantas
dan robah mendjadi
semangat-perdjoangan jang
seinsjaf-insjafnja.
Semangat­-perbudakan inilah jang mendjadi sebabnja imperialisme
bisa terus berdiri dengan gagah-perkasa, semangat-perbudakan inilah
jang oleh karenanja harus kita gugurkan dan kita ganti dengan
semangat perlawanan jang sadar dan· menyala.

Djustru adanja perburuhan itulah harus mendjadi salah sa tu sen
djatanja

sosio-nasionalisme melawan imperialisme dan kapitalisme, --

bukan hilangnja perburuhan jang mustahil dan anti-sosial itu. Oleh
karena itulah, maka salah sa tu kewadjiban sosio-nasionalis ialah:
mengobar-ngobarkan semangat-perlawanan kaum burun itu dan
mengorga­nisir kaum buruh itu didalam badan-badan sarekat-
sarekat-sekerdja jang kuat dan sentausa. Hanja dengan djalan jang
demikian kita punja politik adalah politik jang berdiri diatas
realiteit alias keadaan jang njata!

Djadi: peri-kehidupan "pentjaharian-merdeka" harus kita pudjikan dan
andjurkan sebagai salah satu alat mengurangkan rasa-ketidak-
mam­puan didalam masjarakat kita jang hampir habis rasa-pertjaja-
pada-diri­-sendiri itu, -- tetapi sebagai system-perdjoangan
kita tidak boleh ngalamun akan hilangnja perburuhan, sebaliknja
harus menerima perburuhan itu sebagai suatu keadaan njata jang harus
kita bangkitkan mendjadi alat­-perdjoangan jang berharga besar
untuk mendatangkan masjarakat jang selamat, tidak kapitalisme dan
imperialisme. Itulah sikap-sosio-nasio­nalisme terhadap pada
soal perburuhan.

Arti non-kooperasi semua pembatja telah mengetahui. Non-kooperasi
berarti "tidak mau bekerdja bersama-sama". Bagaimanakah djelasnja
hal ini?

Non-kooperasi kita adalah salah satu azas-perdjoangan
(strijdbegin­sel) kita untuk mentjapai Indonesia-Merdeka.
Didalam perdjoangan mengedjar Indonesia-Merdeka itu kita harus
senantiasa ingat, bahwa adalah pertentangan kebutuhan antara sana
dan sini; antara kaum pen­djadjah dan kaum jang didjadjah.
Memang pertentangan kebutuhan inilah jang memberi kejakinan kepada
kita, bahwa Indonesia-Merdeka tidaklah bisa tertjapai, djikalau kita
tidak mendjalankan politik non­-cooperation. Memang pertentangan
kebutuhan inilah jang buat sebagian besar menetapkan kita punja azas-
azas-perdjoangan jang lain-lain,­ misalnja machtsvorming, massa-
aksi, dan lain-lain .

Oleh karena itulah, maka non-kooperasi bukanlah hanja suatu azas-
perdjoangan "tidak duduk-didalam raad-raad-pertuanan" sahadja. Non-
kooperasi adalah suatu prinsip jang hidup, tidak mau bekerdja
bersama-sama diatas segala lapangan politik dengan kaum pertuanan,
melainkan mengadakan suatu perdjoangan jang tak kenal damai, dengan
kaum pertuanan itu. Non-kooperasi tidak berhenti diluar
dinding­dindingnja raad-raad sahadja, tetapi non-kooperasi
adalah meliputi semua bagian-bagian daripada kita punja perdjoangan
politik. Itulah sebabnja, maka "non-kooperasi adalah berisi
radikalisme, - radikalisme hati, radi­kalisme fikiran,
radikalisme sepak-terdjang, radikalisme didalam semua sikap lahir
dan sikap bathin. Non-kooperasi meminta kegiatan.

Salah satu bagian daripada kita punja non-cooperation adalah tidak
mau duduk didalam dewan-dewan kaum pertuanan. Sekarang apakah Tweede
Kamer djuga termasuk dalam dewan-dewan kaum pertuanan itu? Tweede
Kamer adalah termasuk dalam dewan-dewan kaum pertuanan itu, sebab
djustru Tweede Kamer itu bagi kita adalah suatu "pembadanan",
suatu "pendjelmaan" daripada "koloniseerend Holland",
suatu "pen­djelmaan" daripada kekuasaan jang mengungkung" kita
mendjadi rakjat jang tak merdeka. Djustru Tweede Kamer itulah bagi
kita adalah suatu "symbool" daripada koloniseerend Holland,
suatu "symbool" daripada keadaan jang menekan kita mendjadi rakjat
taklukan dan sengsara. Oleh karena itulah maka non-kooperasi kita
sudah didalam azasnja harus tertudju djuga kepada Tweede Kamer
chususnja dan Staten-Generaal umumnja, -- ja, harus ditudjukan djuga
kepada semua "perbadanan-perbadanan" lain daripada sesuatu system
jang buat mengungkung kita dan bangsa Asia, misalnja Volkenbond dan
lain sebagainja.

Anarchisme? Toch Tweede Kamer suatu parlemen? Memang Tweede Kamer
adalah suatu parlemen: tetapi Tweede Kamer adalah suatu
parle­men Belanda. Memang kita adalah orang anarchis, kalau kita
menolak segala keparlemenan. Memang kita orang anarchis, kalau
misalnja nanti kita menolak duduk didalam parlemen lndonesia, jang
nota-bene hanja bisa berada didalam suatu Indonesia jang Merdeka,
dan jang akan memberi djalan kepada demokrasi-politik dan demokrasi-
ekonomi. Memang, djikalau seorang Inggeris memboikot parlemen
Inggeris, djikalau seorang Djerman tidak sudi duduk dalam parlemen
Djerman, djikalau seorang Perantjis menolak' kursi dalam parlemen
Perantjis, .maka ia boleh djadi seorang anarchis. Tetapi djikalau.
seandainja mereka menolak duduk di­dalam suatu parlemen daripada
suatu negeri jang mengungkung negeri mereka, -- djikalau kita bangsa
lndonesia sudah didalam azasnja menolak duduk dalam parlemen
Belanda --, maka itu bukanlah anarchisme, tetapi suatu azas-
perdjoangan
non-cooperation nasionalis-non-kooperator jang sesehat-sehatnja!
Lihatlah riwajat perdjoangan non-cooperation dinegeri-negeri
lain.Lihatlah misalnja riwajat perdjoangan non-cooperation dinegeri
lrlandia,­salah satu sumber daripada perdjoangan non-cooperation
itu. Lihatlah disitu sepak-terdjangnja kaum Sinn Fein. Sinn Fein
adalah mereka-punja sembojan, --Sinn Fein, berarti "kita sendiri".

"Kita Sendiri", itu adalah gambarnja merekapunja politik: politik
tidak mau bekerdja sama-sama dengan Inggeris, tidak mau kooperasi
dengan Inggeris, tidak mau duduk didalam parlemen
Inggeris. "Djangan­lah masuk ke Westminster, tinggalkanlah
Westminster itu, dirikanlah Westminster sendiri!", adalah propaganda
dan aksi jang didjalankan oleh Sinn Fein. Adakah mereka kaum
anarchis? Mereka bukan kaum anarchis, tetapi kaum nasionalis non-
kooperator jang prinsipiil pula.

Orang mengandjurkan duduk di Tweede Kamer buat mendjalankan politik-
opposisi dan politik-obstruksi, dan memperusahakan Tweede Kamer itu
mendjadi mimbar perdjoangan. Politik jang demikian itu boleh
didjalankan dan memang sering didjalankan pula oleh kaum kiri,
sebagai kaum O.S.P., kaum komunis, atau kaum C.R. Das cs. di
Hindustan jang djuga tidak anti-parlemen Inggeris. Tetapi politik
jang demikian itu tidak boleh didjalankan oleh seorang nasionalis-
non-kooperator. Pada saat jang seorang nasionalis-non-kooperator
masuk kedalam sesuatu de­wan kaum pertuanan, ia, pada saat jang
ia didalam azasnja suka masuk kedalam sesuatu dewan kaum pertuanan
itu, sekalipun dewan itu berupa Tweede Kamer Belanda atau
Volkenbond, -- pada saat itu ia melanggar azas, jang disendikan pada
kejakinan atas adanja pertentangan kebutuhan antara kaum pertuanan
itu dengan kaumnja sendiri. Pada saat itu ia mendjalankan politik
jang tidak prinsipiil lagi, mendjalankan politik jang pada
hakekatnja melanggar azas
non-kooperasi adanja!

Kita harus mendjalankan politik non-kooperasi jang prinsipiil,-
menolak didalam azasnja kursi di Volksraad, di Staten-Gèneraal,
didalam Volkenbond. Dan sebagaimana tahadi telah saja terangkan,
maka perkara dewan-dewan ini hanjalah salah satu bagian sahadja
daripada non­-kooperasi kita. Bagian jang terpenting daripada
non-kooperasi kita ada­lah: dengan mendidik rakjat pertjaja
kepada "kita sendiri", -- untuk me­mindjamkan perkataan kaum non-
cooperation Irlandia, -- menjusun dan menggerakkan suatu massa-aksi,
suatu machtsvorming Marhaen jang haibat dan kuasa!



"Fikiran Ra'jat", 1932



(Arsip - K.Prawira: Ir. Soekarno, "SEKALI LAGI TENTANG SOSIO-
NASIONALISME DAN SOSIO-DEMOKRASI", Dibawah Bendera Revolui,
Djilid I Tjetakan III, 1964, halaman 187-191)

Posted from http://www.mail-archive.com/sarikata@yahoogroups.com/msg02191.html

Dipublikasikan oleh: Ananto Pratikno

Tidak ada komentar: